Skip to main content

Membuat Nomor Halaman Romawi dan Angka Arab dalam Satu File

A. Pendahuluan
Setelah sharing cara membuat Daftar Isi dengan bantuan Microsoft Word Kemarin, Entri kali ini akan membahas cara enomoran halaman pada karya tulis. Karya tulis umumnya meminta penomoran dalam 2 jenis angka, yaitu Angka Romawi (i, ii, iii dst.) dan Angka Arab / Biasa (1, 2, 3 dst.). Namun kadang juga terdapat karya tulis yang memiliki aturan penomoran halaman yang rumit. Kita menngunakan contoh, aturan Penulisan Nomor Halaman pada Laporan Tugas Akhir di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya sebagai berikut:


1. Bagian Awal diberi halaman dengan angka Romawi dengan huruf kecil (i, ii, iii, iv, v,... dst) diletakkan pada bagian bawah di tengah halaman
2. Bagian Inti/Pokok atau Batang Tubuh dan Akhir diberi nomor urut dengan angka Arab, dimulai dengan angka 1 dan dimulai dari bab Pendahuluan sampai dengan lampiran
3. Nomor halaman ditulis diatas (header) sebelah kanan untuk halaman gasal dan sebelah kiri untuk halaman genap, kecuali halaman pertama dari bab baru ditulis di bawah (footer) kanan dan dimulai dengan nomor halaman gasal
4. Halaman dengan nomor gasal diletakkan pada lembar kanan dan halaman genap pada lembar kiri. Bila suatu bab berakhir pada halaman bernomor gasal, maka ditambahkan dengan nomor halaman genap (diberi tulisan ”Halaman ini sengaja dikosongkan”)


Dalam Bahasa yang lebih mudah dipahami sebagai berkut:

1. Bagian awal (Halaman Judul - Daftar2) menggunakan angka romawi, diletakkan pada bagian bawah, tengah

2. Bagian Isi sampai akhir (Pedahuluan-Lampiran) menggunakan angka arab/biasa diletakkan dengan ketentua sebagai berikut:
a. Halaman Gasal/ganjil ditulis pada bagian atas sebelah kanan
b. Halaman Genap ditulis pada bagian atas sebelah kiri
c. Halaman diawal Bab, harus lah halaman gasal/ganil yang diletakkan pada bagian bawah sebelah kanan, Bila suatu bab berakhir pada halaman bernomor gasal, maka ditambahkan dengan nomor halaman genap (diberi tulisan ”Halaman ini sengaja dikosongkan”) agar halaman awal Bab selanjutnya berada dalam halaman gasal.

B. Memisahkan Halaman Romawi dan Angka Biasa
Pertama akan diajarkan langkah-langkah memisahkan Halaman Romawi dan Halaman Angka Biasa/Arab, Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Membuka File Karya Tulis dalam Microsoft Word, lebih mudah apabila Bagian Bab dan Sub-Bab karya tulisnya sudah dalam perekaman Heading, sehigga sudah ditampilkan dalam windom Navigation (bila bingung caranya silakan pelajari DI SINI). Berikut contoh karya tulisnya:



2. Memposisikan kursor (lingkaran merah) pada bagian yang akan mengalami perpindahan jenis halaman. Misalnya halaman ringkasan yang terletak sebelum pendahluan seperti gambar berikut:

Selanjutnya pilih : Menubar Page Layout > Pilih Toolbar Break > Pilih Next Page, maka secara otomatis kursor akan berada pada halamn selanjutnya.



untuk memastikan apakah sudah terdapat pemisah antar halaman (perbedaan section), perlu dinyalakan menu header-footer sehingga terlahat adanya perbedaan section seperti gambar berikut:


3. Memberikan Penomoran Halaman
Nomor halaman diberkan dengan cara: Nyalakan Header-Footer Tools (Dengan Cara Klik2 kalaipada bagian Header/Footer Halaman) sampai muncul menu-menu seperti gambar berikut:


A. Footer Section 1
selanjutnya Tempatkan Kursor pada Footer Section 1 Pilih Page Number > Pilih Posisi Peletakan Nomor Halaman (misalnya bagian bawah dan kanan) seperti gambar berikut:




B. Header Section 2
selanjutnya Tempatkan Kursor pada Header Section 2 Pilih Page Number > Pilih Posisi Peletakan Nomor Halaman (misalnya bagian atas dan kanan) seperti gambar berikut:

 


4. Membedakan Jenis Penomoran
Cara mengganti jenis angka yang digunakan adalah dengan cara blok nommor halaman yang akan diganti jenis angkanya > Klik Kanan > Pilih Format Page Number seperti Gambar Berikut:


Selanjutya akan muncul window Page Number Format > Pilih Jenis Angka Biasa / Arab > Pilih Ok seperti Gambar berikut:


Maka Section 1 dan 2 hasil Page Break telah memiliki jenis halaman yang berbeda seperti Gambar berikut:


5. Membedakan Peletakan Nomor Halaman Ganjil dan Genap
Misalya terdapat aturan sebagai berikut:
a. Halaman Gasal/ganjil ditulis pada bagian atas sebelah kanan
b. Halaman Genap ditulis pada bagian atas sebelah kiri
maka posisi peletakkan halaman Ganjil dan genap dapat dibedakan dengan cara sebagai berikut:



Gambar diatas memperlihatkan bahwa posisi halaman ganjil dan genap masih berada pada posisi yang sama, yaitu atas bagian kanan, untuk membedakan posisi Pilih/Centang kolom Different Odd & Even Pages (Kolom tersebut hanya munculketika Tools Header dan Footer telah menyala), seperti gambar berkut: 

setelah terpilih, baru kita bedakan posisi halamannya yaitu, tinggal kita atur posisi halamannya sesuai aturan yang ada, dengan cara : Blok Nomor Halaman  > Pilih Page Number > Pilih Posisi Peletakan Nomor Halaman yang sesuai.


Akhirnya posisi peletakkan halaman ganjil dan genap telah sesuai dengan atran yang ada, seperti gambar berikut:

5. Membedakan Peletakan Nomor Halaman Pada Halamn Awal Bab
Misalya terdapat aturan sebagai berikut:
Halaman diawal Bab, harus lah halaman gasal/ganil yang diletakkan pada bagian bawah sebelah kanan, Bila suatu bab berakhir pada halaman bernomor gasal, maka ditambahkan dengan nomor halaman genap (diberi tulisan ”Halaman ini sengaja dikosongkan”) agar halaman awal Bab selanjutnya berada dalam halaman gasal.

maka posisi peletakkan halaman awal Bab dapat dibedakan dengan cara sebagai berikut:
untuk membedakan posisi Pilih/Centang kolom Different First Pages (Kolom tersebut hanya muncul ketika Tools Header dan Footer telah menyala), seperti gambar berkut: 

setelah terpilih, baru kita bedakan posisi halaman awalnya yaitu, tinggal kita atur posisi halamannya sesuai aturan yang ada, dengan cara : Blok Nomor Halaman  > Pilih Page Number > Pilih Posisi Peletakan Nomor Halaman (bawah bagian kanan), yang sesuai, sehingga muncul seperti gambar berikut:




Agar pengaturan tesebut tidak mempengaruhi posisi halaman Romawi, Menu link to Previous harus dimatikan, dengan cara mengkliknya seperti gambar berikut:


Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan:
1. Apabila Setiap Awal Bab memerlukan pengaturan nomor halaman yang berbeda, maka pengaturan Page Break harus dilakukan pada setiap akhir Bab.
2. Agar halaman angka biasa tidak terpengaruh dengan peletakan angka romawi hilangkan seleksi pada menu link to Previous
3. Pengaturan nomor halaman secara otomatis akan direkam oleh heading, sehingga daftar isi yang dimunculkan nantinya secara otomatis telah sesuai dengan halaman yang ada (tinggal di-update).

TERIMA KASIH, SELAMAT MENCOBA !
Surabaya, 22 Mei 2016
Dedy Kurniawan

Mohon melampirkan sumber penulisan materi jika menggunakannya, dan mohon Berikan komentar baik kritik maupun saran :D

Referensi:
1. Kuliah Metodologi Penelitian Institut Teknologi Sepuluh Nopembet, Oleh Yanto Budisusanto, ST., M.Eng.
2. Belajar Otodidak Bersama Teman (Latifatul Zahroh, Arida Kusuma W., dll)

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Simbologi Garis Batas Administrasi

Pendahuluan Alhamdulillah Allah masih memberikan kesempatan kepada saya untuk berbagi melalu entri pada blog ini. Kronologi munculnya blog ini adalah pada suatu hari saya mendapatkan pekerjaan pembuatan peta administrasi suatu desa, nah dalam tahapterakhir penyajiannya sebelum penyetakan yaitu tahap layouting (pengaturan tata letak peta), saya mengalami kendala dalam melakukan symbologi (pembuatan simbol-simbol ) pada peta. Poin masalahnya terletak pada pembuatan simbol garis batas administrasi. Kita semua tahu dan paham bahwa garis-garis batas administrasi pada peta harus dibedakan sesuai tingkat administrasinya. Misalnya garis batas antar negara tentu berbeda dengan garis batas antar provinsi, garis batas antar provinsi tentu berbeda dengan garis batas antar kabupaten/kota begitu seterusnya sampai batas administrasi terendah (Rukun Tetangga misalnya). Salah satu aturan tertulis yang mengatur hal ini adalah Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial (PERKABIG) No 3 Tahun 201

Hati-hati dengan kata "Halah" dan "Sek"

Proses penyelesaian tugas akhir beserta pernak perniknya di semester 8 ini membuat saya sadar dengan bahayanya kata-kata bahasa jawa "Halah" dan "Sek" (dalam Bahasa Indonesia diartikan "Kan Masih" atau "Nanti Saja" ). Biasanya kata-kata tersebut kita gunakan utuk menjawab pertayaan lawan bicara kita ketika kita diajak untuk mengerjakan sesuatu, misalnya seperti dialog berikut: Lawan Bicara: Ayo Sholat Rek, Wes Adzan KaeLo (Ayo Sholat, sudah adzan itu lho !) Kita: Halah sek gurung komat, sholat engko ae (Kan masih belum Iqomah, sholat nanti saja !) atau dialog ini: Lawan Bicara: Ayo sinau bareng, sesok enek kuis lho (Ayo Belajar bersama, besok kan ada kuis !) Kita: Halah bengi sek dowo, Engko wae sinaune (Kan malam masih panjang, nanti saja belajarnya!) intinya kata "Halah" dan "Sek"itu digunakan karena kita ingin menunda untuk melakukan sesuatu. Nah pada entri ini saya ceritakan pengalaman saya karena serin