Skip to main content

Simbologi Garis Batas Administrasi


Pendahuluan

Alhamdulillah Allah masih memberikan kesempatan kepada saya untuk berbagi melalu entri pada blog ini. Kronologi munculnya blog ini adalah pada suatu hari saya mendapatkan pekerjaan pembuatan peta administrasi suatu desa, nah dalam tahapterakhir penyajiannya sebelum penyetakan yaitu tahap layouting (pengaturan tata letak peta), saya mengalami kendala dalam melakukan symbologi (pembuatan simbol-simbol ) pada peta. Poin masalahnya terletak pada pembuatan simbol garis batas administrasi. Kita semua tahu dan paham bahwa garis-garis batas administrasi pada peta harus dibedakan sesuai tingkat administrasinya. Misalnya garis batas antar negara tentu berbeda dengan garis batas antar provinsi, garis batas antar provinsi tentu berbeda dengan garis batas antar kabupaten/kota begitu seterusnya sampai batas administrasi terendah (Rukun Tetangga misalnya). Salah satu aturan tertulis yang mengatur hal ini adalah Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial (PERKABIG) No 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa. (Bagi yang pengen belajar peraturan tersebut bisa diunduh di sini). Berikut spesifikasi simbol garis batas administrasi sesuai tingkat administrasinya :



Gambar Spesifikasi Simbol Garis Batas Administrasi
sesuai PERKABIG No 3 Tahun 2016

Contoh Kasus
Dikisahkan pada sebuah Kabupaten ITS, terdapat 5 Kecamatan yaitu:
1.      Kecamatan Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam
2.      Kecamatan Teknologi Industri
3.      Kecamatan Teknik Sipil dan Perencanaan
4.      Kecamatan Teknologi Kelautan
5.      Kecamatan Teknologi Informasi
 Masing-masing kecamatan terdiri dari beberapa desa yang dijabarkan pada Tabel berikut:

No
Kecamatan
Desa
1
FMIPA
Fisika
2
Matematika
3
Kimia
4
Biologi
5
Statistika
6
FTSP
Sipil
7
Arsitektur
8
Lingkungan
9
Desain Produk
10
Geomatika
11
Planologi
12
Geofisika
13
Interior
14
FTI
Mesin
15
Elektro
16
Kimia Teknik
17
Fisika Teknik
18
Industri
19
Material Metalurgi
20
Multimedia Jaringan
21
Biomedik
22
FTK
Perkapalan
23
Sistem Perkapalan
24
Kelautan
25
Transportasi Laut
26
FTIf
Informatika
27
Sistem Informasi

Contoh Praktek di Kecamatan FTSP:
Daftar Desa di Kecamatan FTSP:
Tahap untuk membuat simbologi batas administrasi:

1. Mengubah jenis data vektor (Poligon > Garis)

·         ArcToolbox > Data Management Tools > Features > Feature to line > Mengisi file vektor yang akan di convert > memilih direktori penyimpan file output > Ok

·         Hasil convert poligon > line tampil sebagai vektor line

2. Menggabungkan file vektor dalam satu layer

·         Menggabungkan file vektor dalam satu layer dengan copy paste, dengan cara berikut: select data  garis pada layer garis batas kecamatan, lalu paste pada layer garis batas desa sampai menjadi satu layer seperti langkah berikut:
·         Hasil penggabungan

3. Menambahkan keterangan tingkat batas administrasi

·      Menambahkan field Keterangan yang nantinya diisi keterangan tingkat batas administrasi yaitu: Kabupaten, Kecamatan dan Desa

4. Mengisi keterangan tingkat batas administrasi dengan memperhatikan posisi garis batas tersebut, dengan memposisikan window atribut seperti gambar berikut:



5. Melakukan Simbologi

Seperti biasa untuk melakukan simbologi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Klik kanan pada layer > properties > pilih menu symbologi > pilih categories > atur simbol garis batas sesuai peraturan yang berlaku > ok

a.       Untuk menghindari tumpang tindih simbol garis batas dengan simbol poligon, hilangkan warna pada outline poligon dengan cara sebagai berikut:
Klik 2 kali pada simbol layer > pilh no colour pada kolom outline colour

Sehingga apabila layer poligon dan garis batas ditampilkan akan menjadi seperti gambar berikut:

6.  Mengatur Legenda pada informasi peta saat layouting peta

Pastikan kolom label pada window properties layer pada menu symbologi telah diisi nama label yang akan ditampilkan, sebagaimana yang ditampilkan pada lingkaran merah gambar berikut:


7. Selanjutnya lanjutkan pada tahap layouting, dan tara... garis batas administrasi yang sesuai aturan sudah dapat divisualisasikan di Peta Kita :D, Seperti gambar berikut:



Ingat keterangan berikut ini:



Ucapan Terima Kasih:
Riski Mutiara Sari dan Wulansari Khairunnisa atas sharing ilmunya :D

Semoga Bermanfaat, totorial versi PDF dapat diunduh secara gratis Di sini
Surabaya, 26 Desember 2016
Dedy Kurniawan





Comments

  1. Alhamdulillah Allah masih memberikan kesempatan kepada saya untuk berbagi melalu entri pada blog ini
    Selamat datang di Bolavita Situs taruhan online
    judi sabung ayam
    Daftarkan diri anda dan teman anda bersama BOLAVITA

    Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
    whatup : 08122222995

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Membuat Nomor Halaman Romawi dan Angka Arab dalam Satu File

A. Pendahuluan Setelah sharing cara membuat Daftar Isi dengan bantuan Microsoft Word Kemarin , Entri kali ini akan membahas cara enomoran halaman pada karya tulis. Karya tulis umumnya meminta penomoran dalam 2 jenis angka, yaitu Angka Romawi (i, ii, iii dst.) dan Angka Arab / Biasa (1, 2, 3 dst.). Namun kadang juga terdapat karya tulis yang memiliki aturan penomoran halaman yang rumit. Kita menngunakan contoh, aturan Penulisan Nomor Halaman pada Laporan Tugas Akhir di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya sebagai berikut: 1. Bagian Awal diberi halaman dengan angka Romawi dengan huruf  kecil (i, ii, iii, iv, v,... dst) diletakkan pada bagian bawah di tengah  halaman 2. Bagian Inti/Pokok atau Batang Tubuh dan Akhir diberi nomor urut  dengan angka Arab, dimulai dengan angka 1 dan dimulai dari bab  Pendahuluan sampai dengan lampiran 3. Nomor halaman ditulis diatas (header) sebelah kanan untuk  halaman gasal dan sebelah kiri untuk halaman genap, kecuali  halaman pe

Hati-hati dengan kata "Halah" dan "Sek"

Proses penyelesaian tugas akhir beserta pernak perniknya di semester 8 ini membuat saya sadar dengan bahayanya kata-kata bahasa jawa "Halah" dan "Sek" (dalam Bahasa Indonesia diartikan "Kan Masih" atau "Nanti Saja" ). Biasanya kata-kata tersebut kita gunakan utuk menjawab pertayaan lawan bicara kita ketika kita diajak untuk mengerjakan sesuatu, misalnya seperti dialog berikut: Lawan Bicara: Ayo Sholat Rek, Wes Adzan KaeLo (Ayo Sholat, sudah adzan itu lho !) Kita: Halah sek gurung komat, sholat engko ae (Kan masih belum Iqomah, sholat nanti saja !) atau dialog ini: Lawan Bicara: Ayo sinau bareng, sesok enek kuis lho (Ayo Belajar bersama, besok kan ada kuis !) Kita: Halah bengi sek dowo, Engko wae sinaune (Kan malam masih panjang, nanti saja belajarnya!) intinya kata "Halah" dan "Sek"itu digunakan karena kita ingin menunda untuk melakukan sesuatu. Nah pada entri ini saya ceritakan pengalaman saya karena serin