Skip to main content

Doa Kita Pasti di Kabulkan !


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
semoga kita selalu berada dalam jalan Allah yang lurus.

Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi rangkuman pribadi saya dari ceramah oleh Ustad Abu Yahya Badru Salam, Lc., dengan judul “Doa Tak Kunjung Dikabulkan”. Ketika kita telah berdoa kepada Allah terkadang kita merasa kalau jawaban Allah begitu lambat, atau bahkan Allah tidak pernah mengabulkan doa kita. Hal tersebut membuat kita berburuk sagka kepada Allah. Padahal Allah telah berjanji akan mengijabah/mengabulkan doa-doa yang beriman, sebagaimana firmanNya “ Aku pasti mengijabah doa orang yang berdoa kepadaKu, apabila ia berdoa kepadaKu ”. Tapi mengapa kadang kita merasa kalau doa kita tak kunjung dikabulkan oleh Allah, padahal kita merasa telah berdoa secara terus-menerus, dalam waktu yang lama.

Pertama, kita harus yakin terhadap janji Allah, bahwa doa seorag yang muslim dan mukmin itu pasti dikabulkan oleh Allah.




Kedua, berdasarkan sabda Rasullullah yang diriwayatkan Imam Ahmad, pengabulan Doa oleh Allah itu melalui 3 jenis, yaitu 
1.    Diberikan apa yang iya minta
2.  Disimpan di dalam surga
3. Diselamatkan dari mara bahaya

Ketiga, kita juga harus yakin bahwa Allah itu Maha Tahu, Allah Maha Tahu dalam bentuk yang mana dari ke-tiga cara pengabulan doa diatas yang akan diberikan pada kita yang berdoa. Contoh kongkrit yang dapat kita jadikan pelajaran, adalah ketika kita masih kecil, kita terkadang meminta sesuatu kepada Orang Tua kita, sampai marah dan merengek-rengek, tapi tetap tidak diberikan oleh orang tua kita. Setelah dewasa pasti akhirnya kita mengerti kalau dahulu ketika kita meminta sesuatu ternyata hal tersebut berbahaya untuk kita, misalnya ketika kita dalam kondisi sakit yang mengharuskan kita tidak memakan jenis makanan tertentu, padahal kita sangat menginginkannya. Apa jadinya kalau Orang Tua kita tetap memberikan makanan tersebut, tentu kita akan semakin menderita, karena penyakit yang kita derita akan semakin parah. Contoh kasih sayang orang tua tersebut tidak ada apa-apanya apabila dibandingkan dengan kasih sayang Allah Yang Maha Tahu, terhadap hambanya.

Keempat, kita harus meyakini bahwa ilmu Allah melebihi segala sesuatu, sehingga kita harus yakin bahwa Allah mengetahui dengan ilmuNya yang Maha Luas, bahwa apa yang kita minta dalam doa kita belum pantas kita terima secara langsung, sehingga kita harus selalu berprasangka baik kepada Pencipta kita.




Kelima, untuk menghindarkan prasangka buruk kita pada Allah, menurut Umar R. A., ketika berdoa jangan terlalu berkeinginan untuk diijabah, tapi niatkan untuk merealisasikan ibadah seorang hamba yang meminta kepada Tuhannya. Yakinnlah Doa kita pasti dikabulkan dalam bentuk, waktu, cara yang hanya diketahui oleh Allah yang maha luas ilmunya.

semoga kita selalu terjaga dari godaan syaitan, dan semoga kita kelak kembali kepada Allah dalam keadaan husnul khotimah,  amin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Surabaya, 23 Oktober 2016
Dedy Kuriawan


Comments

Popular posts from this blog

Simbologi Garis Batas Administrasi

Pendahuluan Alhamdulillah Allah masih memberikan kesempatan kepada saya untuk berbagi melalu entri pada blog ini. Kronologi munculnya blog ini adalah pada suatu hari saya mendapatkan pekerjaan pembuatan peta administrasi suatu desa, nah dalam tahapterakhir penyajiannya sebelum penyetakan yaitu tahap layouting (pengaturan tata letak peta), saya mengalami kendala dalam melakukan symbologi (pembuatan simbol-simbol ) pada peta. Poin masalahnya terletak pada pembuatan simbol garis batas administrasi. Kita semua tahu dan paham bahwa garis-garis batas administrasi pada peta harus dibedakan sesuai tingkat administrasinya. Misalnya garis batas antar negara tentu berbeda dengan garis batas antar provinsi, garis batas antar provinsi tentu berbeda dengan garis batas antar kabupaten/kota begitu seterusnya sampai batas administrasi terendah (Rukun Tetangga misalnya). Salah satu aturan tertulis yang mengatur hal ini adalah Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial (PERKABIG) No 3 Tahun 201

Membuat Nomor Halaman Romawi dan Angka Arab dalam Satu File

A. Pendahuluan Setelah sharing cara membuat Daftar Isi dengan bantuan Microsoft Word Kemarin , Entri kali ini akan membahas cara enomoran halaman pada karya tulis. Karya tulis umumnya meminta penomoran dalam 2 jenis angka, yaitu Angka Romawi (i, ii, iii dst.) dan Angka Arab / Biasa (1, 2, 3 dst.). Namun kadang juga terdapat karya tulis yang memiliki aturan penomoran halaman yang rumit. Kita menngunakan contoh, aturan Penulisan Nomor Halaman pada Laporan Tugas Akhir di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya sebagai berikut: 1. Bagian Awal diberi halaman dengan angka Romawi dengan huruf  kecil (i, ii, iii, iv, v,... dst) diletakkan pada bagian bawah di tengah  halaman 2. Bagian Inti/Pokok atau Batang Tubuh dan Akhir diberi nomor urut  dengan angka Arab, dimulai dengan angka 1 dan dimulai dari bab  Pendahuluan sampai dengan lampiran 3. Nomor halaman ditulis diatas (header) sebelah kanan untuk  halaman gasal dan sebelah kiri untuk halaman genap, kecuali  halaman pe

Hati-hati dengan kata "Halah" dan "Sek"

Proses penyelesaian tugas akhir beserta pernak perniknya di semester 8 ini membuat saya sadar dengan bahayanya kata-kata bahasa jawa "Halah" dan "Sek" (dalam Bahasa Indonesia diartikan "Kan Masih" atau "Nanti Saja" ). Biasanya kata-kata tersebut kita gunakan utuk menjawab pertayaan lawan bicara kita ketika kita diajak untuk mengerjakan sesuatu, misalnya seperti dialog berikut: Lawan Bicara: Ayo Sholat Rek, Wes Adzan KaeLo (Ayo Sholat, sudah adzan itu lho !) Kita: Halah sek gurung komat, sholat engko ae (Kan masih belum Iqomah, sholat nanti saja !) atau dialog ini: Lawan Bicara: Ayo sinau bareng, sesok enek kuis lho (Ayo Belajar bersama, besok kan ada kuis !) Kita: Halah bengi sek dowo, Engko wae sinaune (Kan malam masih panjang, nanti saja belajarnya!) intinya kata "Halah" dan "Sek"itu digunakan karena kita ingin menunda untuk melakukan sesuatu. Nah pada entri ini saya ceritakan pengalaman saya karena serin