Skip to main content

RESTRUKTURISASI FAKULTAS DI ITS


RESTRUKTURISASI FAKULTAS
di Kampus Kita Tercinta



Assalamu’alaikum W. W., Akhirnya ada hal yang sangat menarik minat saya untuk menulis entri blog, yaitu momen restrukturisasi fakultas di almamater saya, ITS tercinta. Saya mencari berbagai sumber di internet, akhirnya saya menemukan referensi tepat yaitu sesi wawancara dari ITS TV dengan Anggota Majelis Wali Amanat ITS Wakil dari Mahasiswa yaitu Hafiz Nuzal Djufri (Video wawancara dapat dilihat Di Sini). Hafiz menjelasakan bahwa diadakannya restrukturisasi fakultas guna menyesuaikan kondisi ITS dengan statuta ITS yang tertuang pada Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2015, utamanya penyesuaian degan rumpun keilmuan dalam sebuah fakultas. Hafiz mencontohkan kondisi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan yang memiliki 2 rumpun keilmuan dalam 1 fakultas yaitu rumpn rekayasa keteknikan serta desain , sehingga mereka harus dipisahkan. Selain itu mahasiswa Teknik Informatika ini juga menjelaskan restrukturisasi fakultas juga dilakukan guna mendukung visi besar ITS untuk menjadi World Class University, contohnya dilakukan dengan mengelompokkan jurusan vokasi pada fakultas tersendiri. Pengelompokkan tersebut akan semakin meningkatkan kualitas departemen-departemen vokasi misalnya dapat memperoleh akreditasi yang lebih baik lagi. Pada akhir sesi wawancara dijelaskan bahwa proses restrukturisasi dilakukan mulai Januari 2017 sampai September 2017, karena ITS masih perlu membuka departemen-departemen baru yang harus disesuaikan dengan jadwal penerimaan mahasiswa baru. Persiapan yang sudah dilakukan ITS misalnya dengan melakukan penataan Gedung Rektorat ITS untuk dapat digunakan 9 fakultas sedangkan gedung dekanat fakultas vokasi akan berada pada kampus kota (Sekitar Graha Sepuluh Nopember). Berikut sepuluh fakultas hasil restruktrisasi :

1.      Fakultas Ilmu Alam
·      Departemen Fisika
·      Departemen Kimia
·      Departemen Biologi

2.      Fakultas Teknologi Industri
·      Departemen Teknik Mesin
·      Departemen Teknik Kimia
·      Departemen Teknik Fisika
·      Departemen Teknik Industri
·      Depertemen Teknik Material

3.      Fakultas Teknologi Elektro
·      Departemen Teknik Elektro
·      Departemen Teknik Komputer
·      Departemen Teknik Biomedik

4.      Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan dan Kebumian
·      Departemen Teknik Sipil
·      Departemen Teknik Lingkungan
·      Departemen Teknik Geomatika
·      Departemen Teknik Geofisika

5.      Fakultas Arsitektur, Desain dan Perencanaan
·      Departemen Arsitektur
·      Departemen Perencanaan Wilayah Kota
·      Departemen Desain Produk Industri
·      Desain Interior

6.      Fakultas Teknologi Kelautan
·      Departemen Teknik Perkapalan
·      Departemen Teknik Sistem Perkapalan
·      Departemen Teknik Kelautan
·      Departemen Transportasi Laut

7.      Fakultas Matemetika, Komputasi dan Sains Data
·      Departemen Matematika
·      Departemen Statistika
·      Departemen Aktuaria

8.      Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi
·      Departemen Informatika
·      Departemen Sistem Informasi
·      Departemen Teknologi Informasi

9.      Fakultas Bisnis dan Manajemen Teknologi
·      Departemen Manajemen Bisnis
·      Departemen Manajemen Teknologi
·      Departemen Studi Pembangunan

10.  Fakultas Vokasi
·      Departemen Teknik Infrastruktur Sipil
·      Departemen Teknik Mesin Industri
·      Departemen Teknik Elektro Otomasi
·      Departemen Teknik Kimia Industri
·      Departemen Teknik Instrumentasi
·      Departemen Statistika Bisnis

Dijadwalkan pada September 2017, 10 Fakultas diatas sudah terbentuk.
NB: Penyebutan jurusan diubah menjadi departemen

Selamat Membaca,
Semoga Bermanfaat
Surabaya, 15 Januari 2017
Dedy Kurniawan


Comments

  1. the good one mas.. :)
    dan saya sedang merasakan restrukturisasi fakultas di ITS tersebut

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Simbologi Garis Batas Administrasi

Pendahuluan Alhamdulillah Allah masih memberikan kesempatan kepada saya untuk berbagi melalu entri pada blog ini. Kronologi munculnya blog ini adalah pada suatu hari saya mendapatkan pekerjaan pembuatan peta administrasi suatu desa, nah dalam tahapterakhir penyajiannya sebelum penyetakan yaitu tahap layouting (pengaturan tata letak peta), saya mengalami kendala dalam melakukan symbologi (pembuatan simbol-simbol ) pada peta. Poin masalahnya terletak pada pembuatan simbol garis batas administrasi. Kita semua tahu dan paham bahwa garis-garis batas administrasi pada peta harus dibedakan sesuai tingkat administrasinya. Misalnya garis batas antar negara tentu berbeda dengan garis batas antar provinsi, garis batas antar provinsi tentu berbeda dengan garis batas antar kabupaten/kota begitu seterusnya sampai batas administrasi terendah (Rukun Tetangga misalnya). Salah satu aturan tertulis yang mengatur hal ini adalah Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial (PERKABIG) No 3 Tahun 201

Membuat Nomor Halaman Romawi dan Angka Arab dalam Satu File

A. Pendahuluan Setelah sharing cara membuat Daftar Isi dengan bantuan Microsoft Word Kemarin , Entri kali ini akan membahas cara enomoran halaman pada karya tulis. Karya tulis umumnya meminta penomoran dalam 2 jenis angka, yaitu Angka Romawi (i, ii, iii dst.) dan Angka Arab / Biasa (1, 2, 3 dst.). Namun kadang juga terdapat karya tulis yang memiliki aturan penomoran halaman yang rumit. Kita menngunakan contoh, aturan Penulisan Nomor Halaman pada Laporan Tugas Akhir di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya sebagai berikut: 1. Bagian Awal diberi halaman dengan angka Romawi dengan huruf  kecil (i, ii, iii, iv, v,... dst) diletakkan pada bagian bawah di tengah  halaman 2. Bagian Inti/Pokok atau Batang Tubuh dan Akhir diberi nomor urut  dengan angka Arab, dimulai dengan angka 1 dan dimulai dari bab  Pendahuluan sampai dengan lampiran 3. Nomor halaman ditulis diatas (header) sebelah kanan untuk  halaman gasal dan sebelah kiri untuk halaman genap, kecuali  halaman pe

Hati-hati dengan kata "Halah" dan "Sek"

Proses penyelesaian tugas akhir beserta pernak perniknya di semester 8 ini membuat saya sadar dengan bahayanya kata-kata bahasa jawa "Halah" dan "Sek" (dalam Bahasa Indonesia diartikan "Kan Masih" atau "Nanti Saja" ). Biasanya kata-kata tersebut kita gunakan utuk menjawab pertayaan lawan bicara kita ketika kita diajak untuk mengerjakan sesuatu, misalnya seperti dialog berikut: Lawan Bicara: Ayo Sholat Rek, Wes Adzan KaeLo (Ayo Sholat, sudah adzan itu lho !) Kita: Halah sek gurung komat, sholat engko ae (Kan masih belum Iqomah, sholat nanti saja !) atau dialog ini: Lawan Bicara: Ayo sinau bareng, sesok enek kuis lho (Ayo Belajar bersama, besok kan ada kuis !) Kita: Halah bengi sek dowo, Engko wae sinaune (Kan malam masih panjang, nanti saja belajarnya!) intinya kata "Halah" dan "Sek"itu digunakan karena kita ingin menunda untuk melakukan sesuatu. Nah pada entri ini saya ceritakan pengalaman saya karena serin