Seperti yang tertulis di Biografi saya, saya menempuh pendidikan dasar di sebuah sekolah yang dinaungi oleh departemen agama atau umumnya disebut “Madrasah Ibtidaiah”. Desa tempat tinggal saya memiliki dua sekolah yaitu 1 Madrasah dan 1 Sekolah Dasar. Selain itu ada Madrasah lagi yang juga berdekatan dengan tempat tinggal saya, tapi berada pada wilayah administrasi Desa sekaligus kecamatan tetangga. Lokasinya berdekatan dengan Sekolah Taman Kanak-Kanak Saya.
Orang tua saya
akhirnya memasukkan saya disekolah tersebut, kata bapak dan ibuk saya sekolah
itu bagus, pelajaran umumnya bagus, pelajaran agamnaya juga bagus. Tapi kata
bapak dan ibuk saya lagi, biasanaya sedikit anak desa ini yang kuat sekolah di
Madrasah tersebut, namanya Madrasah Ibtidaiah Sunan Ampel, terletak di Dusun
Wonorejo, Desa Semanding, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. Sekitar awal tahun
1999 saya memulai pendidikan dasar di Kelas 1 di MI Sunan Ampel. Saya masih
ingat betul kelas 1 sampai dengan kelas 6 kurikulum yang digunakan adalah kurikulum
GBBP Tahun 1994. Dan saya juga masih ingat kelas 1 sampai kelas 3 dulu masing
mengguanakan sistem Cawu. Jadi saya melaksanakan ujian 3 bulan sekali, jadi
selama setahun saya 4 kali ujian (ujian cawu 1, 2, 3 dan 4).
Di Kelas 1,
Guru Kelas saya adalah Bu Qol. Guru saya yang satu ini terkenal serem
dijamannya, kalau kita ndak bisa jawab pertanyaan atau bandel pasti dicubit
pipinya oleh Bu Qol ini. Tapi sebenernya Bu Qol itu baik banget, kalau kita
bisa jawab pertanyaan pasti dipuji sama beliau. Bagi yang seumuran dengan saya
(anak 94-an), pasti pernah mendapatkan tugas yang sama dengan saya, yaitu
membuat bambu kecil dan panjang, atau dalam bahasa jawa disebut “Duding”. Bambu
ini digunakan untuk menunjuk tulisan yang ada di papan tulis ketika guru menerangkan
dan ketika maju menerengkan di depan kelas. Pada saat itu sekolah-sekolah dasar
rata-rata masih menggunakan kapus tulis dan papan hitam sebagai media
pengajaran di kelas.
Di Kelas 2,
Guru Kelas saya adalah Pak Latif. Bapak yang satu ini orangnya sabar banget,
tapi saya sangat ingat suatu ketika ada temen saya yang sangat nakal, ketika
Pak Latif menerangkan temen saya ngobrol seeaknya akhirnya penghapus ditangan
Pak Latif terbang hehe..... Di Kelas 2 ini saya pernah mendapat tugas hafalan
Surat Al Qari’ah dan At Takatsur sekaligus, saya masih ingat perjuangan saya
menghafalkan 2 suat itu. Saat nyapu halaman saya sambil bawa buku juz amma
untuk hafalan, mungkin kalau sekarang anak-anak hafalan surat-surat pendek
sambil megang smartphonenya masing-masing yak.
Di Kelas 3,
Guru Kelas saya adalah Bu Har. Bu Har ini adalah ibu salah satu teman saya,
namanya Muhammad Makhrus Afif. Dia termasuk teman dekat saya, dia pinter banget
hehe....ranking 1 terus. Di kelas 3 ini saya lupa ngapain aja hehe... yang saya
inget saya sering main kerumah Makhrus dan ketemu sama Bu Har. O iya lupa...
mulai kelas 3 kami sudah diperbolehkan ikut kegiatan pelatihan Pramuka. Dulu di
sekolah saya belum mengenal istilah ekstrakurikuler, jadi saya nyebtnya ya..
kegiatan pelatihan pramuka. Di kegiatan inilah saya bertemu dengan Pak Warsono,
yang merupakan pembina pramuka sekolah saya. Kegiatan pramuka seingat saya
(kalo nggak salah hehe...) dilaksanakan setiap sabtu sore, maklum jam 12 materi
sekolah sudah selesai, jadi jam 15.00 bisa digunakan untuk kegiatan-kegiatan
lain, termasuk Pramuka.
Di Kelas 4,
Guru kelas saya adalah Pak Khoiri. Bapak ini adalah guru Fiqih dan Bahasa arab.
Asal anda ketahui 2 pelajaran ini merupakan momok bagi siswa-siswi yang berada
di Madrasah, baik pada tingkat ibtidaiyah, Tsanawiyah bahkan sampai Aliyah.
Tapi Pak Khoiri ini juga baik dan sabar banget, pas saya kerumahnya pasti
dikasih bayak makanan. Dan keluarga Pak Khoiri ini memiliki Bus, jadi pas kami
berkunjung ke rumah Pak Khoiri kami pasti seneng maen2 dan lihat2 bus.
Di Kelas 5,
Guru kelas saya adalah pembina pramuka saya yaitu Pak Warsono. Bapak ini adalah
guru yang paling saya seneng, karena bapaknya selalu memberi saya nilai
yangbagus hehe.. sampai kadang temen-temen saya iri. Beliau mengajar 2 mata
pelajaran (serig disebut mapel) yaitu: Bahasa Indonesia dan Kesenian. Karena
Pak Warsono ini saya mulai suka membuat dan membaca puisi, sampai pernah saya
menjadi juara baca puisi tingkat se-madrasah saya hehe.... karena Pak Warsono
juga, pelajaran kesenian di sekolah kami sangat menarik. Pernah kami mengukir
sabun, membuat wadah tanah liat, mematung dengan bubur kertas sampai memainkan
lagu-lagu nasional dengan menggunakan alat musik recorder. Karena Pak Warsono
juga saya juga pernah mewakili sekolah saya dalam lomba mengarang tingkat
kecamatan. Saya masih ingat sekali tema yang diberikan adalah “Penyakit Diare”.
Ya.. walapun saat itu saya belum bisa menjadikan sekolahan saya juara, saya
seneng dengan pengalaman tersebut.
Di Kelas 6,
Guru kelas saya adalah Pak Ni’am. Bapak ini juga keren banget, gimana nggak
keren coba,bapaknya selalu ngajar tanpa buku tapimateri yang disampaikan sama
persis sama buku. Pak Ni’am ini mengajar mata pelajaran Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Walau saya pernah mendapat nilai 0 pada pelajaran bapak ini
saya sangat bangga dengan beliau. Karena bapaknya keren banget, selalu tampil
cool dan tulisan tanggannya juga bagus banget.
Selain
cerita-cerita diatas saya juga memiliki cerita keren semasa di Madrasah
Ibtidaiyah yang masih membekas di ingatan saya, diantaranya:
1.
Sekolah Diniyah
dan Pondok Romadlon: Siswa-siswi MI Sunan Ampel harus sampai di sekolah pukul
06.30, karena madrasah kami menerapkan sistem sekolah diniyah 30 menit setiap
pagi, jadi kami mendapat pelajaran-pelajaran dari kitab-kitab seperti hadist,
aqidah, mabadi fiqih, nahwu dll. Dan ketika romadlon setian jam 15.00 s.d jam
17.00 kami diwajibkan megikuti kegiatan pendidikan agama di mushola yayasan.
2.
Mengikuti
lomba-lomba pramuka mewakili sekolah : Pramuka itu memang keren, dengan Pramuka
saya mempelajari sebuah kerja tim, saya mempelajari cara hidup dalam
keterbatasan, saya mempelajari sebuah kompetisi dan saya mempelajari sebuah
organisasi yang memiliki tujuan yang sama. Bersama tim Pramuka MI Sunan Ampel,
saya pernah berlomba di SMPN 1 Pare, dan MTs Hasyim As’ari. Kami sangat senang
mengikutinya, walau jaraknya lumayan jauh dari sekolah kami, tapi degan
bersepeda bersama rasanya seneng banget.
3.
Diajak Pak
Warsono ke Perpustakaan Pusat Kota Kediri: Saat itu Pak Warsono mengajak saya
ke Perpustakaan Pusat Kota Kediri, disana sayamelihat bayak sekali koleksi
buku, majalah dan koran lama.
4.
Bersama Temen-Temen
berjualan di bazar sekolah: setiap tahun Madrasah kami mengadakan bazar
sekolah, disediakan stand-stand gratis untuk kelompok-kelompok yang ingin
berjualan, saya bersama temen-temen saya pernah berjualan rujak buah, telur
puyuh rebus, kacang dll. Yang paling menyenangkan adalah ketika kami iuran lalu
ke pasar untuk membeli bahan baku, kami nggak bisa nawar hehe.... pas di rmah
akhirnya ibukku bilang waduh buah ini kemahalen kamu belinya le..... haha yang
penting kerja bareng,walau untungya nggak banyak hehe.
5.
Safari syawal
kerumah guru-guru dengan bersepeda bersama setiap lebaran: setiap H+3 s.d 5
kami selalu mengunjungi rumah guru-guru madrasah. Kami berkumpul di rumah Pak
Ni’am lalu bersepeda bersama ke rumah-rumah semua guru, maklum guru Madrasah
kami Cuma sedikit. Semua guru dapat terkunjungi dari pagi sampai sore, yang
paling seneng kalo as di Rumah Bapak Kepala Sekolah,kami pasti makan bakso
gratis dan dapet uang saku hehe...
6.
Terpilih sebagai
Ketua OSIS pertama di MI Sunan Ampel: Saat saya kelas 6, tiba tiba Pak Warsono
mengumumkan bahwa sekolah kamiakan melaksanakan kegiatan penilaian akreditasi,
dan perlu dibentuk sebuah organisasi intra sekolah (OSIS), akhirya dipilihlah
beberapa calon, termasuk saya. Lalu dimulailah proses pemilihan demokratis
pertama yang saya ikuti. Jadi setiap kelas, mulai kelas 1 sampai Kelas 5
mengirimkan 2 perwakilan pemilih ditambah seluruh kelas 6. Tak disangka
ternyata saya mendapatlkan suara terbanyak dan terpilih sebagai ketua osis
pertama MI saya hehe...
Tapi dari semuakegiatan diatas,yang paling membuat
saya bahagia adalah ketika pada akhir pendidikan kelas 6, saya diumumkan sebagai
peraih nilai ujian nasioal tertinggi di sekolah saya, dan nomor 3 se-kecamatan.
Kenapa saya seneng?, karena saat itu saya bisa membuat ke-2 orang tua saya
bangga dan bahagia. Dan di kelas 6 ini juga saya dianugrahi oleh Allah seorang
adik yang menambah kebahagiaan saya. Sungguh lengkap sekali nikmat dari Allah.
TERIMA KASIH UNTUK :
Teman MI : Makhrus, Amik, Lutfa, Kholis, Holis, Rokhim,
Yuni, Rima, Danang, Akhsin, Risti, Rizal, Arif, Roni, Andi, dll (maaf yang lain
saya belum inget, maklum sudah 10 tahun yang lalu)
Guru MI : Bu Qol, Bu Har, Pak Latif, Pak Warsono, Pak
Niam, Pak Zaenal, Pak Khoiri, dll (maaf yang lain saya belum ingat Pak, Bu,
maklum sudah 10 tahun yang lalu)
Keluarga Besar Madrasah Ibtidaiyah Sunan Ampel
(MISA)
Selamat Membaca
!
Surabaya,
6 Juni 2016
Dedy
Kurniawan
Comments
Post a Comment