Skip to main content

KEMAH KERJA TEKNIKK GEOMATIKA ITS

Memasuki semester ganjil (lima) tahun perkuliahan 2014/2016, memberikan tugasbesar baru untuk kami angkatan 2012 Jurusan Teknik Geomatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Bagaimana tidak, Terdapat Mata kuliah Kemah kerja atau yang sering disebut “Field Camp” dengan bobot menjanjikan 4 SKS Perkuliahan.


Persiapan pertama adalah penentuan tempat tujuan Kemah Kerja Tahun 2015 dan penunjukkan koordinatornya melauli Rapat Angkatan. Sangat sulit ternyata memilih Koordinator Kemah Kerja ini, karena... ya memang Tugas sebagai Koordinator kemah kerja tidaklah mudah, akan ada tanggung jawab yang besar yang berada dipundak Koordinator. Dan Alhamdulillah setelah memaluiperdebatan Alot Yang Lama terpilih Teman Kami Arief Kurniawan Sebagai Koordinator Kemah Kerja 2015.
 Setelah itu segala koordinasi, meliputi pembentukan panitia utama, panitia Desa, Panitia Tim dikordinasi oleh Arief Kurniawan atau yang lebih akrab dipanggil “Wawan” selaku Koordinator Kemah Kerja 2015. Sampai akhirnya terpilihlah tujuan Desa untuk Kegiatan Kemah Kerja yaitu :
1. Desa Jatijejer
2. Desa Sukosari
3. Desa Sugeng
4. Desa Cembor

Semua desa diatas secara administratif terletak pada Kabubaten Mojokerto, tepatnya Desa No 1-3 berada di Kecamatan Trawas dan Desa ke-4 berada di Kecamatan Pacet.
Dalam Kegiatan Kemah Kerja Teknik Geomatika ITS, seluruh peserta dibagi dalam desa-desa pilihan dan pada masing masing desa diberikan bagian tim-tim tertentu. Kemah Kerja angkatan 2012 ini, kami dibagi menjadi 4 tim yaitu:
1. Tim Topografi Total Station : Bertugas mengambil data titik detil Desa seperti Jalan dengan                  menggunakan alat Total Station dengan segala kelengkapanya seperti Prisma, Tripot, Jalo                    dan Payung
2. Tim GNSS : Bertugas mengambil data titik ikat/ kontrol horisontal dengan menggunakan                      alat GPS Geodetik dual frekuensi 
3. Tim Naviagasi : Bertugas melakukan tracking batas-batas Desa dengan melakukan                               penjelajahan mengelilingi seluruh batas desa dengan alat GPS Navigasi (Hand Held)
4. Tim Toponimi : Bertugas mengetahui sejarah desa, potensi desa dan informasi-informasi                     lainyang dianggap perlu yang dilakukan dengan wawancara pada masyarakat.

Saya mendapat bagian Tim GPS bersama ke-5 teman saya, yaitu (dari kiri ke kanan), Roni, Awalina, Nurul, Irma dan Aris.berikut foto Tim GPS Desa Sukosari yang full team :



Banyak suka duka yag kami alami selama kemah kerja, diantaranya kondisi topografi desa yang merupakan dataran tinggi sehingga memerlukan tenaga ekstra untuk melakukan perjalanan mengambil data dll (karena jumlah motor, hanya satu per desa,itupun hanya boleh digunakan untuk mengambil makan dan mengisi galon air). ditambah ketika alamkurang bersahabat, seperti terjadi hujan, tapi sebagai anak teknik, pantang pulang sebelum mendapat data, akhirnya jas hujan plastikmenjadi teman kami hehe...


selain itu kami juga harus membantu tim lain ketika bagian Tim GPS telah selesai, bahkan tidak jarang juga kami juga harus berhijrah ke desa lain ketika desa lainmembutuhkan bantuan, dari berbagai masalah tersebut kami diuji dalam hal team work serta endurance.
Tapi yang terpenting tetep adasenangnya kok, selain pengalaman tentunya kita dapat nambah  koleksi foto pribadi, dan siapa tahu bisa jadi DP Medsos hehe..



O iya, selama seminggu (6 hari, 5 malam) kami menginap di salah satu rumah warga, berikut foto Tim Kemah Kerja Desa Sukosari bersama Pemilik Rumah:









Comments

Popular posts from this blog

Simbologi Garis Batas Administrasi

Pendahuluan Alhamdulillah Allah masih memberikan kesempatan kepada saya untuk berbagi melalu entri pada blog ini. Kronologi munculnya blog ini adalah pada suatu hari saya mendapatkan pekerjaan pembuatan peta administrasi suatu desa, nah dalam tahapterakhir penyajiannya sebelum penyetakan yaitu tahap layouting (pengaturan tata letak peta), saya mengalami kendala dalam melakukan symbologi (pembuatan simbol-simbol ) pada peta. Poin masalahnya terletak pada pembuatan simbol garis batas administrasi. Kita semua tahu dan paham bahwa garis-garis batas administrasi pada peta harus dibedakan sesuai tingkat administrasinya. Misalnya garis batas antar negara tentu berbeda dengan garis batas antar provinsi, garis batas antar provinsi tentu berbeda dengan garis batas antar kabupaten/kota begitu seterusnya sampai batas administrasi terendah (Rukun Tetangga misalnya). Salah satu aturan tertulis yang mengatur hal ini adalah Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial (PERKABIG) No 3 Tahun 201

Membuat Nomor Halaman Romawi dan Angka Arab dalam Satu File

A. Pendahuluan Setelah sharing cara membuat Daftar Isi dengan bantuan Microsoft Word Kemarin , Entri kali ini akan membahas cara enomoran halaman pada karya tulis. Karya tulis umumnya meminta penomoran dalam 2 jenis angka, yaitu Angka Romawi (i, ii, iii dst.) dan Angka Arab / Biasa (1, 2, 3 dst.). Namun kadang juga terdapat karya tulis yang memiliki aturan penomoran halaman yang rumit. Kita menngunakan contoh, aturan Penulisan Nomor Halaman pada Laporan Tugas Akhir di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya sebagai berikut: 1. Bagian Awal diberi halaman dengan angka Romawi dengan huruf  kecil (i, ii, iii, iv, v,... dst) diletakkan pada bagian bawah di tengah  halaman 2. Bagian Inti/Pokok atau Batang Tubuh dan Akhir diberi nomor urut  dengan angka Arab, dimulai dengan angka 1 dan dimulai dari bab  Pendahuluan sampai dengan lampiran 3. Nomor halaman ditulis diatas (header) sebelah kanan untuk  halaman gasal dan sebelah kiri untuk halaman genap, kecuali  halaman pe

Hati-hati dengan kata "Halah" dan "Sek"

Proses penyelesaian tugas akhir beserta pernak perniknya di semester 8 ini membuat saya sadar dengan bahayanya kata-kata bahasa jawa "Halah" dan "Sek" (dalam Bahasa Indonesia diartikan "Kan Masih" atau "Nanti Saja" ). Biasanya kata-kata tersebut kita gunakan utuk menjawab pertayaan lawan bicara kita ketika kita diajak untuk mengerjakan sesuatu, misalnya seperti dialog berikut: Lawan Bicara: Ayo Sholat Rek, Wes Adzan KaeLo (Ayo Sholat, sudah adzan itu lho !) Kita: Halah sek gurung komat, sholat engko ae (Kan masih belum Iqomah, sholat nanti saja !) atau dialog ini: Lawan Bicara: Ayo sinau bareng, sesok enek kuis lho (Ayo Belajar bersama, besok kan ada kuis !) Kita: Halah bengi sek dowo, Engko wae sinaune (Kan malam masih panjang, nanti saja belajarnya!) intinya kata "Halah" dan "Sek"itu digunakan karena kita ingin menunda untuk melakukan sesuatu. Nah pada entri ini saya ceritakan pengalaman saya karena serin